Pimpinan Wilayah

ANSOR KALBAR

Rutinan MDS Rijalul Ansor Sungai Kunyit, Mempawah
Ansor Media, Mempawah – Kegiatan-kegiatan terus dilakukan oleh Gerakan Pemuda Ansor Kalimantan Barat. Baik kaderisasi, penataan organisasi, keagamaan dan social.

Teranyar, pasca Banser membersamai Haul Syekh Ahmad Khotib Sambas minggu lalu, Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sungai Kunyit, Mempawah melaksanakan rutinan Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor.

Bila di kepengurusan NU biasa disebut lailatuul ijtima', di Gerakan Pemda Ansor kegiatan ini biasa disebut Ansoran. Ini bagian dalam merawat tradisi Nahdlatul Ulama. Ansoran yang menjadi bagian dari tugas MDS Rijalul Ansor biasa diisi dengan manaqiban, shalawat, dan kajian-kajian berkaitan dengan yang lagi banyak diperbincangan.

Selain itu, juga menjadi ajang silaturahmi antarkader Ansor masing-masing tingkatan. “Ansoran adalah ruh pergerakan di Ansor. Kami akan melakukan kegiatan ini di setiap pimpinan anak cabang seluruh Mempawah,” ujar Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Mempawah, Lutfiadi.

Lutfiadi menambahkan, Ansor membuka diri kepada siapapun yang akan terlibat dalam MDS Rijalul Ansor. Terkhusus kiai muda atau gus-gus yang ada di Kabupaten Mempawah.

“Di Ansor ini banyak anak-anak muda, mereka sebagian menghabiskan waktu di luar. Butuh sentuhan pengetahuan, baik umum maupun keagamaan. Karena itu, biasa kami menghadirkan gus-gus dalam kegiatan Ansoran untuk berbagi wawasan keagamaan,” imbuh Lutfiadi.

Ketua MDS Rijalul Ansor Kalimantan Barat, Fachol Abdurrahman juga mengingatkan, Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor adalah wadahnya para kiai muda Ansor. Oleh karena itu, harus dimanfaatkan dengan baik untuk menempa diri. 

 "Rijalul Ansor ini wadah kita, panggungnya kiai-kiai muda Ansor, maka harus dimanfaatkan dengan baik," ujarnya.

Menurut alumni Pondok Pesantren Darul Ulum, Kubu Raya ini,, Majelis Rijalul Ansor di setiap tingkatan harus diisi dengan kajian oleh jajaran internal Rijalul Ansor. Ini penting untuk penguatan Akidah Ahlussunnah Waljamaah An-Nahdliyah. 

"Harus ada kajian dari kiai muda kita. Jangan impor, tapi diisi internal jajaran Rijalul Ansor. Ini penting untuk meneruskan sanad keilmuan Mbah Hasyim Asyari," tegasnya.

Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor merupakan lembaga semi otonom yang dibentuk oleh GP Ansor sebagai implementasi visi 'Revitalisasi Nilai dan Tradisi dan Misi Internalisasi nilai Aswaja dan sifatur Rasul dalam Gerakan Pemuda Ansor.

Dijelaskan, Rijalul Ansor juga memiliki tugas mensyiarkan ajaran-ajaran dan amalan-amalan keagamaan yang telah diajarkan oleh para masayikh NU dan para wali penyebar agama Islam di Nusantara. 

Menjaga, memelihara, menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan akidah ahlussunnah wal jamaah ala NU, serta menjaga gerakan Islam Indonesia tetap sebagai agama Islam yang rahmatan lil alamin dan menolak cara-cara kekerasan atas nama Islam bukan hanya tanggung jawab pengurus NU, namun Ansor sebagai sayap gerakan NU juga punya tanggung jawab yang lebih besar. Terlebih saat ini banyak ustadz-ustadz dadakan yang menyasar kalangan muda dengan mengatakan akidah asy’ariyah yang menjadi pegangan NU dikatakan sesat.

“Kita terbuka saja, Salafi – Wahabi itu sudah terang-terangan menghina akidah yang telah kita percaya secara bersanad. Makanya, kiai muda atau gus-gus harus juga berani membela atas dasar bahwa apa yang kita lakukan saat ini bukan sembarangan, namun sanad kita jelas dan sahih,” tegas Fachol Abdurrahman.

Ansoran imbuhnya, salah satunya untuk membentengi para kader Ansor dari gempuran fitnah Salafi – Wahabi, “Kerjaan Salafi – Wahabi di Indonesia seperti hanya mengoreksi amaliah-amaliah NU, selain itu mereka berani mengatakan apa yang kita lakukan adalah bagian dari kekufuran. Kayak surga hanya milik golongan mereka saja dengan segala merasa benar,” pungkasnya. (Ubay KPI)

Subcribe Channel YouTube Ansor Kalbar Klik Disini

Komentar

Lebih baru Lebih lama